Minggu, 21 November 2010

cerita bodoh


MONYET ANEH VS MONYET GILA

Gila tu anak siapa sih kok kayaknya aku tak pernah melihatnya ia sebelumnya, tu anak datang dari planet mana. Mana senyumnya kayak orang udah pernah aku temui sebelumnya. Tapi siapa dia. . . . .

Dian pernah melihat seseorang yang membuat Dian penasaran. Waktu itu dian jadi panitia tanding voly. Yang dian lihat dari awal Dian kagum dengan permainan voly nya. Tu anak hebat dan mengagumkan. Sebelumnya Dian termasuk salah satu orang yang tidak menyukai tanding volley. Dian jadi panitia ini juga karena terpaksa en kenak bagian lapangan pula jadi tidak bisa jalan-jalan.
“Dot lihat lah permainan voly nya bagus” dengan mata tak lari dari permainan voly, dian berkata pada dini temannya.
“Maksudnya ?” Dengan heran dini berkata.
“. . . . “
“Kau ngomong dengan siapa, Dian ??”
“Dengan orang di sebelah aku.”
“Tapi ngapa mata kau malah kesana. Jangan bilang. . . “ Sebelum Dini selesai melanjutkan kata-katanya Dian menghujam dengan kata-katanya
“Heh gila kali. Aku hanya kagum aja kok.”
“Emang kau fikir dini mau ngomong apa, Dian ??” Tiba-tiba wulan dengan gaya datarnya nyambung pembicaraan Dian dan Dini yang dari tadi sudah berdiri di dekat mereka.
Dian hanya bisa tertawa karena dia salah menduga.
“Marvin juga jago kok Dian main voly tu.” Nia nyambung. Kebetulan Nia adalah teman satu SMP dengan Marvin. Marvin itu seseorang yang sekarang sedang dicari Dian.

Hah memangnya Marvin pandai itu main voly. . .

Setelah berlari ngosngosan, Angela bertanya kepada temannya dengan keheranan. “Memang kalian lagi ngomongkan siapa ??”
“Tuuuuuuuu. . . .” Tunjuk Nia menggunakan mulutnya dan mata melirik ke Dian.
“Apa liat-liat??” Sergah Dian.
“Emangnya Dian kenapa ??” Tanya Angela.
“Tanya aja langsung dengan orangnya.” Kata Wulan.
“. . . .” Dian tetap bungkam mendengar percakapan teman-temannya dan melihat permainan voli itu.
“Dian nti kau kesambat tu.” Kata Dini seraya menggoyangkan tangannya di depan muka Dian.
“Atau jangan Dian naksir pula ia.” Kata Nia dengan polosnya.
spontan Dian berteriak. “Ndak.”
“Apa perlu bantuan kami Dian ??” Goda Angela
“Bantulah teman kita ni!!” Dini nyambung
“Tenang saja Dian kami bisa bantu kamu cari tahu kok tentang dia. Kami punya banyak teman.” Kata Wulan dengan santainya.
Mereka semua terkejut mendengar Dian berkata “Ndak perlu. Terima kasih.”
“Waah ternyata. . “ kata Dini
“ Dian mau uuu. . . “
Belum selesai Nia berbicara, Angela nyambung “. . .usaha sendiri”
“Tanpa bantuan kita” Wulan berkata sambil senyum.
“Cieeeeee.” Kata mereka serentak dan tawa mereka pecah.
“Daripada kalian rebut dan ganggu konsentrasi aku ngasik skor ni, entar malah salah-salah. Mending kalian pergilah dari sini. Ganggu jak.” Usir Dian dengan teman-temannya.
“Payah gak kan yang lagi tak ingin diganggu.” Gurau Dini
“Yaa kami pergi dari sini. Semoga pemandangannya lebih indah iya.” Gaya Wulan dengan datarnya.
“Iya kami pergi. Daaaaaa.” Kata Nia seraya pergi diikuti teman-temannya.
“Perlu bantuan hubungi kami.” Teriak Angela yang terdengar sudah menjauh.

Jadi ingin tahu siapa sih tu anak kenapa sekilas mirip dengan anak itu ya. Kayaknya aku harus cari tahu nih. Kalau dilihat dari dia bermain ni dia anak IPS tapi kenapa dia main di dua kelas. Membingungkan.